Sunday 5 August 2018

Kebutuhan Steam Pabrik Kelapa Sawit

Sistem tekanan uap panas lanjut (Superheated Steam)


Pada proses pengolahan pabrik kelapa sawit, uap atau yang biasa disebut steam  adalah unsur yang sangat penting (dan nanti di tulisan ini kita akan sebut “Steam”). Jika diibaratkan tubuh manusia, steam adalah darah dan jantung yang mendistribusikan darah tersebut adalah Boiler. Sumber energinya adalah Turbin Uap (Steam Turbine). Manusia akan sehat jika jantungnya sehat, karena peredaran darahnya lancar. Demikian juga Pabrik Kelapa Sawit, pabik akan beroperasi lancar jika boilernya sehat sehingga distribusi steam ke Turbin dan pengolahan akan terpenuhi sesuai kebutuhan dan lancar.



Kembali ke steam….

Kenapa steam disebut unsur penting pada pabrik kelapa sawit? Karena pada proses pengolahan ada proses perebusan (sterilising) dan pemanasan. Karena konsep pengolahan pabrik kelapa sawit hanya “SEPARATION” / PEMISAHAN, maka steam harus menjadi perhatian. 


Kenapa dengan konsep separation, steam harus jadi perhatian?
Karena buah sawit mengandung air. Jadi untuk memisahkan atau membuang air dari material produk diperlukan panas. Dengan perlakuan-perlakuan selama proses yang melibatkan steam, maka kandungan air dari material (crude oil maupun kernel) dapat dipisahkan. 
Catatan : pembahasan perlakuan-perlakuan tersebut akan dibahas tersendiri.

Jadi, berapa banyak sih kebutuhan steam untuk proses pengolahan kelapa sawit?
Data yang akan diuraikan dibawah ini hanya berdasarkan pengalaman yang umum dipakai dipabrik kelapa sawit (dan masih bisa diperdebatkan).
Sistem perebusan secara umum ada 2, yaitu : Batch Processing System dan Continuous system.
Batch processing System, adalah perebusan yang menggunakan bejana bertekanan dan intermitten. Apasih yang dimaksud intermitten? simplenya, tidak kontinyu. Jadi ada proses jeda sebelum buah sawit dikirim ke proses selanjutnya, yaitu perebusan buah dalam steriliser dengan steam bertekanan dan dalam waktu tertentu. 
Continuous System, adalah perebusan yang kontinyu dan hanya menggunakan steam dengan“atmospheric pressure

Jadi berdasarkan perbedaan sistem tersebut maka penentuan kebutuhan steam-nya sedikit berbeda.
Untuk batch processing system, berkisar 500 - 550 Kg steam/ton TBS (rata-rata) dan untuk Continuous system, berkisar 550 - 600 Kg Steam/ton TBS (rata-rata). Sekali lagi data ini masih bisa diperdebatkan.
Sebagai Contoh :
Jika pabrik kapasitas 60 ton/jam, maka kebutuhan steamnya adalah 60 ton/jam x 500 Kg steam/ton TBS = 30.000 Kg Steam/jam (rata-rata). Ini adalah kebutuhan steam minimal.
Dari hitungan diatas kita bisa menentukan berapa kapasitas boiler yang dibutuhkan. Pastinya kebutuhan Kapasitas Boiler diatas nilai tersebut, karena perlu mempertimbangakan efisiensi boiler dan lonjakan kebutuhan steam saat mengisi Steriliser untuk batch processing system. Untuk Continuous system tidak ada lonjakan kebutuhan steam selama proses pengolahan.

Bersambung….. 
Selanjutnya kita akan bahas mengenai hubungan kebutuhan steam untuk turbin uap dan proses. Apa itu SSC, Make up steam dan lain-lain akan dibahas ditopik ini.

Terima Kasih  

Thursday 12 July 2018

Continuous Steriliser

Continuous Steriliser adalah sistem perebusan dimana proses perebusan TBS dilakukan secara kontinyu dengan atmospheric pressure

Prinsip pengoperasian yang perlu diperhatikan pada Continuous Sterilizer antara lain :

a. Menggunakan live steam injection dengan tekanan 14,7 psi (1 barg) atau low pressure sterilizing
b. TBS direbus melalui conveyor dua tingkat dengan tipe single deck dan double deck -single deck sudah ditinggalkan- yang berada di dalam kompartemen sterilizer
c.  Proses perebusan continous single pressure
d.  Siklus perebusan 60 – 70 menit

Tahap-tahap system continous sterilizer adalah sebagai berikut :

a                  Tahap Pre-Sterilization

TBS dikondisikan dengan cara merobek janjang TBS menjadi dua, menggunakan FFB Crusher. Tujuannya adalah agar memudahkan penetrasi steam sampai ke dalam rachis mengingat tekanan perebusan yang digunakan adalah pada tekanan atmosfer.

b                 Tahap Sterilization

TBS direbus secara kontinyu pada tekanan atmosfer (Low Pressure Sterilizing) dengan cara melewatkan TBS yang telah dirobek melalui suatu kompartemen menggunakan conveyor yang kemudian disemprotkan steam secara kontinyu pada tekanan atmosfer. Untuk mengurangi steam keluar dari dalam sterilizer digunakan inlet dan outlet flap valve. Pembuangan kondensat dilakukan secara kontinyu melalui talang drain di sepanjang lantai sterilizer sehingga buah tidak tergenang kondensat.

c                  Tahap Post Sterilization

Pemanasan lanjut terhadap brondolan yang telah dipipil dari tandannya menggunakan alat bejana Post Heated Cooker (PH-Cooker). Tujuan pemanasan ini adalah untuk memanaskan buah lebih lanjut sehingga proses pengurangan kadar air dalam buah, pelepasan ikatan fiber pada mesocarp dari biji dan pemecahan butiran minyak dalam buah dapat terjadi lebih baik.


Saturday 13 September 2014

SLIDING ANGLES

Dilapangan sering kita temui, nut, kernel, shell, crack mixture (CM) - yaitu campuran kernel dan shell- dan lain-lain, tidak turun dari chute-nya. Akibatnya material tersebut menumpuk di chute. Hal ini bisa mengganggu proses bahkan menimbulkan "unsafe action". Penyebab utamanya adalah sudut jatuh/ sliding angles dari material di chute tidak cukup. sehingga material tidak mau turun.

Sebenarnya sudah ada standar minimal sliding angles dari masing-masing material tersebut                ( sumbernya lupa apa dari Mongana Report atau Stork Palm Oil Review he..he..he., segera akan dicari dari mana sumber data ini). Untuk amannya biasa ditambah 10 derajat dari sudut minimalnya. Contoh : jika sliding angles untuk nut 18, maka sebaiknya dibuat dengan sudut 28 - 30 derajat.

Gambar dibawah ini adalalah sliding angle minimal material di pabrik kelapa sawit.

Table Sliding Angles
Catatan : The above table shows the minimum angles at which various materials were found to side freely on a smooth steel plate and on a planed Mahogany board. At the angles given the material, after being given a slight push, continued to slide and did not merely roll. Though both the steel and wood surfaces were smooth neither had been polished by constant use as is experienced with chutes in the mill.

SEMOGA BERMANFAAT

Monday 31 January 2011

HIDROCYCLONE (3D)

Lagi ketagihan gambar 3D, biar aplikasinya mendukung pekerjaan maka yg dijadikan latihan mesin-mesin pabrik.

Saya akan share hidrocyclone yg menggunakan fortex finder yg bisa di "adjust" dan yang fix.

Hidrocyclone pada POM digunakan sebagai pemisah kernel dan shell dengan menggunakan medium air dg memanfaatkan gaya centrifugal. Sedangkan cara yang lain menggunakan Clay Bath (prinsip kerjanya memanfaatkan beda BJ antara kernel dan shell).

1. Hidrocyclone dengan ("adjusting fortex finder")




2. Hidrocyclone dengan ("Fix Fortex finder")


3. Hidrocyclone ("adjusting fortex finder") di modifikasi jadi ("Fix Fortex finder")


Tuesday 12 October 2010

CBC

Cake Breaker Conveyor (CBC) berfungsi Memecahkan gumpalan fiber dan nut (cake) hasil dari keluaran press sehingga akan memudahkan pemisahan fiber dan nut pada depericarper (fiber cylone), di CBC juga terjadi proses penguapan akibat hamburan "cake" yg terjadi selama proses transportasi. Disamping itu juga sebagai alat transportasi "cake" dari press ke 1st Depericarper (nut ke polishing drum dan fibre dihisap oleh fibre cyclone). jika pemisahan tidak optimal dan basah bisa menyebabkan fiber terikut ke polishing drum.

Design CBC yang perlu diperhatikan sebab berpengaruh thd operasional adalah, Tipping Speed dan model daun conveyor. Tipping Speed 2.2 - 2.4 m/s. Tipping speed berpengaruh thd proses pemisahan fibre dg nut.
selanjutnya tipe daun conveyor ada beberapa macam, jaman dulu masih menggunakan pedal conveyor (tapi sering bermasalah), sekarang umum digunakan jenis daun conveyor cut flight dan beberapa mill sudah menggunakan screw conveyor dengan penambahan siku (yg berfungsi sebagai penghambur "cake"). model yg terakhir ini di klaim life time-nya lebih lama.

"Cut flight" conveyor

CBC (Screw conveyor + "L" shape)




Tuesday 7 September 2010

Susahkah Palm Oil Mill Bersih? nggak juga tuh.....

Beberapa pabrik sawit susah sekali untuk bersih. apakah memang begitu? sebenarnya tidak juga. Semua tergantung kemauan, keseriusan dan kebijaka manajemen. karena masalah bersih yang paling utama adalah masalah budaya atau habbit operator yang menjalankannya. oleh sebab itu jika belum terbentuk budaya bersih, maka perlu ada ajakan atau malah perlu pemaksaan dulu utk membentuk budaya bersih.

Kenapa pabrik sawit dituntut bersih? karena sebagian besar produk ini digunakan sebagai bahan dasar makan, seperti minyak goreng, margarine, coklat dll. Apakah baik bahan dasar makanan diolah dengan cara tidak bersih? tentu tidak.

Berikut ada tip-tip bagaimana mewujudkan dan menjaga pabrik bersih :

  1. Menerapkan preventive maintenance ( sehingga kebocoran oli gearbox, kebocoran pipa,dll tidak terjadi)
  2. Membudayakan 3S, bersih sebelum, sedang dan sesudah. Sebelum, pastikan sebelum proses pabrik bersih dan mesin2 sudah dicek. Sedang, saat proses berjalan jika operator menemukan tumpahan minyak, kernel, shell, debu dan apa saja yg menyebabkan kotor langsung dibersihkan, tanpa menunggu hari besoknya dengan tetap memperhatikan unsafe condition dan unsafe action . Hal ini dilakukan sebagai "side job" disamping menjaga operasional stasiun. Sesudah, saat pergantian shift pastikan penyerahan stasiun dalam kondisi baik dan bersih (kecuali ada masalah yg "uncontrol")
  3. Buat semacam lomba kebersihan per stasiun untuk menambah motivasi karyawan untuk
    menjaga kebersihan.
  4. Selalu memberikan " five talk minutes" tentang kebersihan.

Dengan pabrik bersih image perusahaan akan bagus, produk yg dihasilkan kualitas lebih baik, mendukung program HACCP, bekerja pasti lebih nyaman, deteksi kebocoran, kerusakan mesin akan lebih mudah, karena tidak ditutupi sludge atau debu.unsafe action dan unsafe condition akan terminimalisir.
Apakah utk membuat pabrik bersih dan rapi butuh biaya besar? pasti. Tapi itu awalnya saja, seperti pengecatan tiang atau platform, perbaikan lantai, pencucian atap dll. Setelah itu tinggal menjaganya saja.
Sebenarnya kalau kita tinjau secara uncountability cost jangka panjang akan lebih untung (seperti image perusahaan, kebersihan merupakan bagian penting dari HACCP, moral karyawan lebih baik karena nyaman dlm bekerja yg ujungnya kualitas produk akan lebih baik, dan banyak lagi manfaat lainnya).
Foto dibawah ini salah satu pabrik di AAL grup











SELAMAT IDUL FITRI 1431 H

MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

BY UWA












Tuesday 1 December 2009

Continuous Steriliser


Sistem Continous adalah system perebusan dimana proses perebusan TBS dilakukan secara kontinu. Sistem ini hanya dikenal satu jenis saja yaitu Continous Sterilizer. 
--> -->
   Prinsip pengoperasian yang perlu diperhatikan pada continuous sterilizer antara lain :
-->
a. Menggunakan live steam injection dengan tekanan 14,7 psi (1 bar) atau low pressure sterilizing
b. TBS direbus melalui conveyor dua tingkat yang berada di dalam kompartemen sterilizer
c. Proses perebusan continous single pressure
d. Siklus perebusan 60 – 70 menit


-->
Tahap-tahap system continous sterilizer adalah sebagai berikut :
1) Tahap Pre-Sterilization
TBS dikondisikan dengan cara merobek janjang TBS menjadi dua menggunakan alat FFB Crusher. Tujuannya adalah agar memudahkan penetrasi steam sampai ke dalam rachis mengingat tekanan perebusan yang digunakan adalah pada tekanan atmosfer.
2) Tahap Sterilization
TBS direbus secara kontinyu pada tekanan atmosfer (Low Pressure Sterilizing) dengan cara melewatkan TBS yang telah dirobek melalui suatu kompartemen menggunakan conveyor yang kemudian disemprotkan steam secara kontinyu pada tekanan atmosfer. Untuk mengurangi steam keluar dari dalam sterilizer digunakan inlet dan outlet flap valve. Pembuangan kondensat dilakukan secara kontinu melalui talang drain di sepanjang lantai sterilizer sehingga buah tidak tergenang kondensat.
3) Tahap Post Sterilization
Pemanasan lanjut terhadap brondolan yang telah dipipil dari tandannya menggunakan alat bejana Post Heated Cooker (PH-Cooker) dan juga pada horizontal digester. Tujuan pemanasan ini adalah untuk memanaskan buah lebih lanjut sehingga proses pengurangan kadar air dalam buah, pelepasan ikatan fiber pada mesocarp dari biji dan pemecahan butiran minyak dalam buah dapat terjadi lebih baik.