Thursday 18 September 2008

VERTICAL STERILISER

Bulan yang lalu saya berkunjung ke salah satu pabrik kelapa sawit (PKS) milik PMA yang menggunakan system vertical sterilizer yang berlokasi di simang gelombang (± 1 jam dari kota duri). Saya senang sekali waktu bos (pak kurniawan) mengajak kesana, karena informasinya untuk mengeluarkan Tandan buah segar (TBS) dari sterilizer tidak menggunakan tenaga orang lagi tapi sudah menggunakan conveyor. Saya penasaran karena pengen tahu seperti apa sih sistemnya?
Jarak PKS tersebut dari tempat saya sekitar 1.5 jam perjalanan. Jam 8.00 setelah menyelesaikan laporan2 pabrik kami berangkat ke simpang gelombang. Sekitar jam 9.30 kami sampai di PKS tsb, disana sudah menunggu pak yose, pak pras (EDC Jakarta) dan pak iqbal. Kami langsung ke pabrik dan menemui pimpinan disana.
Dari hasil kunjungan tersebut ada beberapa hal yg saya lihat perubahannya dari design vertical sterilizer yang lama. Yaitu, buka tutup pintu menggunakan system hidrolik dengan pengaman electrical interlock, menggunakan screw conveyor/ auger untuk mengeluarkan buah hasil perebusan dan menggunakan system double peak (saya nggak tahu apa design lama juga menggunakan double peak atau triple peak). Sayangnya pihak manajemen pabrik tidak membolehkan kita untuk mengambil foto, jadi di tulisan ini saya tdk bisa menyertakan foto-foto hasil kunjungan tersebut.
Saat ini system ini bersaing dengan continuous sterilizer dan horizontal sterilizer system indexer. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Dengan system vertical sterilser (design baru) ini operator untuk mengeluarkan buah dari sterilizer bisa di hilangkan. Mereka hanya menggunakan 2 operator untuk control saat pengisian dan control saat pengeluaran TBS hasil perebusan.

Cara kerja vertical sterilizer (design baru)
1. System awal

Sebelum TBS dimasukkan ke sterilizer dengan menggunakan scraper conveyor, sterilizer di isi air sekitar ¼ bagian (auger harus terendam air). Tujuannya agar bantingan (energy potensial) dari TBS tidak merusak auger. Menurut informasi mereka hal ini ternyata tidak efisien karena bermasalah dengan kualitas (FFA tinggi, losses di condensate tidak terkendali dan emulsi tinggi). Setelah pengisian, TBS direbus menggunakan system double peak dengan waktu perebusan ±80 menit. Setelah perebusan TBS dikeluarkan menggunakan auger (tanpa menggunakan tenaga operator untuk menarik TBS keluar dari rebusan). TBS masuk ke conveyor utk dikirim ke digester.
2. System yang di improve.
Karena dengan pengisian air bermasalah dengan kualitas maka mereka mencoba tidak memakai air dan membuat suatu mekanisme sehingga saat pengisian TBS ke sterilizer tidak membentur auger. Mereka pasang semacam payung dengan tujuan saat TBS jatuh mengenai payung tersebut dan jatuh ke pinggir (sehingga tidak mengenai auger). Sebab jika auger sering terkena hantaman TBS menyebabkan rusak.
Ternyata hal ini berhasil dan mereka gunakan sampai sekarang. Informasinya kualitas mproduksi mereka semakin membaik.

Beberapa kelemahan yang saya lihat dari system ini :
1. Saat start awal pengeluaran TBS dari sterilizer harus menggunakan tenaga operator, karena TBS padat (akibat restan masak di sterilizer) sehingga TBS tidak terdorong keluar oleh auger.
2. Gland packing dishaft auger ke gearbox sering bocor, sehingga steam bocor didaerah tersebut.